Kontroversi Boneka Labubu di Malaysia: Wanita Muda Hadapi Masalah Hukum

Boneka Kartun LabubuBoneka Kartun Labubu

Jakarta - Boneka Labubu, yang semakin populer di kalangan masyarakat, kini terjerat dalam kontroversi hukum di Malaysia. Awal Desember 2024, sebuah restoran di Malaysia mengadakan undian untuk merayakan pencapaian bisnisnya dengan menawarkan Boneka Labubu sebagai hadiah utama. Seorang wanita muda terpilih sebagai pemenang undian tersebut.

Namun, alih-alih merayakan kemenangannya, wanita tersebut justru menyampaikan keluhan di media sosial. Ia mengklaim bahwa Boneka Labubu yang diterimanya dari restoran tersebut adalah produk palsu. Dalam beberapa unggahan, ia tidak hanya menyebutkan bahwa mainan tersebut tidak asli, tetapi juga mencantumkan nama toko tempat mainan itu dibeli.

Respons Restoran dan Toko Mainan

Pernyataan wanita tersebut memicu reaksi dari pihak restoran dan juga dari Pop Mart Labubu Malaysia, yang merupakan penyedia Boneka Labubu. Restoran tersebut meminta bukti dari klaim yang dibuat oleh wanita itu, namun tidak mendapatkan tanggapan yang positif. Sebagai langkah lanjutan, Pop Mart Labubu Malaysia menganggap tindakan wanita tersebut sebagai pencemaran nama baik.

Pihak hukum Pop Mart kemudian mengeluarkan surat resmi kepada wanita tersebut. Surat itu berisi beberapa tuntutan, antara lain:

  • Menghapus semua unggahan yang merugikan.

  • Meminta maaf secara terbuka kepada Pop Mart.

  • Memberikan kompensasi sebesar $110,000 atau sekitar Rp 1,79 miliar (berdasarkan kurs Rp 16.286).

Latar Belakang Populernya Labubu

Boneka Labubu pertama kali diperkenalkan pada tahun 2015. Namun, popularitasnya melonjak pada April 2024 setelah salah satu anggota girl group ternama BLACKPINK, Lisa, melakukan unboxing blind box Labubu di akun Instagramnya. Video tersebut menarik perhatian banyak penggemar dan mendorong tren di platform TikTok, sehingga Labubu menjadi salah satu mainan yang paling dicari.

Kasus ini menunjukkan dampak dari media sosial terhadap reputasi sebuah produk dan perusahaan. Sementara itu, kepopuleran Boneka Labubu terus meningkat, kasus hukum ini bisa menjadi pelajaran bagi para pemilik usaha dalam mengelola reputasi mereka di era digital saat ini.

Sumber: Koreaboo (20/12/2024)

Bagikan

Survei Calon Bupati Ideal untuk Kabupaten Kuningan

Loading...